sampurasun

Senin, 18 Juli 2011

7 Unsur Kebudayaan Kab. Lumajang


BAB II
PEMBAHASAN

Nama Lumajang berasal dari "Lamajang" yang diketahui dari penelusuran sejarah, data prasasti, naskah-naskah kuno, bukti-bukti petilasan dan hasil kajian pada beberapa seminar dalam rangka menetapkan hari jadinya.Beberapa bukti peninggalan yang ada antara lain :
  1. Prasasti Mula Malurung
  2. Naskah Negara Kertagama
  3. Kitab Pararaton
  4. Kidung Harsa Wijaya
  5. Kitab Pujangga Manik
  6. Serat Babad Tanah Jawi
  7. Serat Kanda
Karena Prasasti Mula Manurung di nyatakan sebagai prasasti tertua dan pernah menyebut-nyebut "Negara Lamajang" maka dianggap sebagai titik tolak pertimbangan hari jadi Lumajang.
Prasasti Mula Manurung ini ditemukan pada tahun 1975 di Kediri. Prasasti ini ditemukan berangka tahun 1977 Saka, mempunyai 12 lempengan tembaga . Pada lempengan VII halaman a baris 1 - 3 prasasti Mula Manurung menyebutkan " Sira Nararyya Sminingrat, pinralista juru Lamajang pinasangaken jagat palaku, ngkaneng nagara Lamajang " yang artinya : Beliau Nararyya Sminingrat ( Wisnuwardhana ) ditetapkan menjadi juru di Lamajang diangkat menjadi pelindung dunia di Negara Lamajang tahun 1177 Saka pada Prasasti tersebut setelah diadakan penelitian / penghitungan kalender kuno maka ditemukan dalam tahun Jawa pada tanggal 14 Dulkaidah 1165 atau tanggal 15 Desember 1255 M.
Mengingat keberadaan Negara Lamajang sudah cukup meyakinkan bahwa 1255M itu Lamajang sudah merupakan sebuah negara berpenduduk, mempunyai wilayah, mempunyai raja (pemimpin) dan pemerintahan yang teratur, maka ditetapkanlah tanggal 15 Desember 1255 M sebagai hari jadi Lumajang yang dituangkan dalam Keputusan Bupati Kepala Daerah Tingkat II Lumajang Nomor 414 Tahun 1990 tanggal 20 Oktober 1990
Sejak tahun 1928 Lumajang telah dipimpin oleh sejumlah bupati. Bupati-bupati yang pernah dan sedang memimpin Lumajang antara lain:
  1. KRY Kertodirejo (1928 - 1941)
  2. R. Abu Bakar ( 1941 - 1948 )
  3. R. Sastrodikoro ( 1948 - 1959 )
  4. R. Sukardjono ( 1959 - 1966 )
  5. RN.G. Subowo ( 1966 - 1973 )
  6. Suwandi ( 1973 - 1983 )
  7. Karsid ( 1983 - 1988 )
  8. H.M. Samsi Ridwan ( 1988 - 1993 )
  9. Tarmin Hariyadi( 1993 - 1998 )
  10. Drs. Achmad Fauzi( 1998 - 2008)
  11. Dr. H. Sjahrazad Masdar, MA ( 2008 - 2013)
Lumajang merupakan salah satu kabupaten yang terletak di kawasan tapal kuda Provinsi Jawa Timur. Di bagian barat laut, yakni di perbatasan dengan Kabupaten Malang dan Kabupaten Probolinggo, terdapat rangkaian Pegunungan Bromo-Tengger-Semeru, dengan puncaknya Gunung Bromo (2.392 m) dan Gunung Semeru (3.676 m). Gunung Semeru adalah gunung tertinggi di Pulau Jawa..
Bagian Timur yang ber-relief rendah menjadikan Lumajang memiliki banyak wisata Pantai seperti Pantai Bambang, Watu Pecak, Watu Godeg dan Watu Gedeg. Dilingkaran pegunungan semeru terdapat daerah piket nol yang menjadi puncak tertinggi di lintas perbukitan selatan berdekatan dengan Goa Tetes yang eksotis. Di Daerah Sumber Mujur juga terdapat Kawasan Hutan Bambu di sekitar mata air Sumber Deling yang merupakan kawasan pemuliaan dan pelestarian aneka jenis tanaman bambu yang menjadi habibat bagi kawanan kera dan ribuan kelelawar (keloang). Terdapat juga sebuah tempat wisata mata air suci dan pura watu klosot di Pasrujambe yang menjadi kawasan tujuan wisata bagi peziarah hindu dari Bali.
A. SISTEM RELIGI, BAHASA DAN MATA PENCAHARIAN
Penduduk Kota Lumajang mayoritas beragama islam, akan tetapi di daerah tertentu contohnya daerah Senduro dan sekitarnya menganut agama hindu dan budha. Pernyataan tersebut dapat dibuktikan oleh adanya beberapa candi peninggalan kerajaan hindu budha. Candi terbesar di Senduro merupakan tempat peribadatan agama hindu yang biasanya digunakan pada saat upacara agama. Selain itu, terdapat beberapa makam para sesepuh agama budha.
Bahasa yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari para penduduk Kota Lumajang adalah bahasa Jawa seperti pada umumnya. Akan tetapi, banyak pendatang dari madura yang menjadi penduduk Kota Lumajang sehingga bahasa madura lebih dominan dari bahasa asli kota tersebut.
Selain Sistem religi dan bahasa, kabupaten Lumajang memiliki wilayah yang luas sekali sehingga merupakan salah satu daerah penghasil pertanian serta perkebunan yang luas. Mata pencaharian yang digeluti warga Lumajang yaitu Sebagai petani, tukang kebun  dan masih banyak lagi profesi-profesi lainnya yang digeluti oleh warga Lumajang. Salah satu  mata pencaharian warga lumajang : yakni pengrajin perak
B. MAKANAN KHAS KABUPATEN LUMAJANG
Makanan yang sangat khas di kabupaten lumajang adalah kripik pisang yang tak pernah di tinggalkan Sebagai buah tangan wisatawan kabupaten lumajang untuk sanak keluarganya dirumah dengan rasanya yang bermacam- macam, ada rasa manis dan asin. Rasa manis tersebut diperoleh dari percampuran gula merah  yang kemudian di campur dengan pisang agung tersebut. Lumajang memiliki kekayaan buah dan sayur yang sangat bervariasi ada alvokad, rambutan yang bukan sekedar rambutan biasa yang memiliki rasa yang manis, kedondong, sawo, dan masih banyak lagi. Selain itu juga penhasil sayuran yang bervariasi dan segar untuk di nikmati disebuah hidangan yang biasanya di makan dengan nasi jagung yang tak lain dari jagung yang dicampur dengan sedikit beras putih. Misalnya dengan sayur lodeh yang sayurnya terbuat dari nangka muda yang dicampur dengan kacang-kacangan di masak dengan santan. Nasi jagung adalah makanan khas orang madura, maklum di daerah pesisir pantai jawa timur banyak orang madura, mau tidak mau pasti nular juga kulturnya, tapi lumayan enak, mengeyangkan, dan makanannyajadi berwarna.
             Nasi jagung sendiri terbagi atas dua jenis, yaitu nasi jagung dan nasi glepungan. Keduanya sama-sama nasi yang dicampur dengan jagung, yang membedakan hanya bentuk jagung yang dicampurkan. Nasi jagung adalah nasi yang campuran jagungnya ditumbuk kasar, sedangkan nasi glepungan adalah nasi yang dicampur dengan jagung tumbukan halus.
Cara menanak nasi jagung dari awal sampai akhir sama persis dengan menanaknasiutihbiasa.
             Nasi jagung adalah alternative untuk menanggulangi kelangkaan pangan yang sebentar lagi isunya akan melambung ke permukaan. Nasi jagung biasanya dikombinasikan dengan sambal dan lalapan

C. KESENIAN DAN KEBUDAYAAN KABUPATEN LUMAJANG
Kabupaten lumajang terkenal sekali dengan keseniannya yaitu Jaran Kencak yang tidak jauh dari kesenian dari daerah probolinggo tetapi dari beberapa sumber suara mengatakan bahwa kesian Jaran Kencak itu asli dari Lumajang. Jaran Kencak sangat indah sekali Kuda itu berjoget tiada henti, dengan mengangguk-nganggukkan kepalanya dan menggoyang-goyangkan pinggulnya mengikuti irama gamelan, dia kelihatan sangat seksi, tak pelak lagi tawa penonton yang memadati arena begitu membahana demi melihat antraksi kuda kencak atau istilah jawanya jaran kencak itu. 
Di lumajang terdapat sebuah kesenian yang sangat digemari oleh anak-anak bahkan juga oleh orang tua . yaitu kesenian kuda kencak, biasanya kalau ada warga yang menghitankan anaknya mereka mendatangkan kuda kencak sebagai hiburannya.

               Pertunjukan kuda kencak itu di awali dengan ritual yang dinamakan Ludrukan atau sambutan pembukaan yang dilakukan oleh si pemilik Paguyuban kuda kencak, kebetulan pemilik Paguyuban kuda kencak itu adalah tetanggaku sendiri yang bernama Suker (40), kuda kencak itu di dandani seperti halnya kudanya raja jaman dahulu, indah sekali begitu juga dengan anak yang akan menungganginya didandani layaknya pangeran, Ludrukan itu dimulai dengan ditiupnya seruling yang memang khusus dibuat untuk gamelannya kuda kencak, suaranyapun khas sekali.sambutan ini ditembangkan atau dilagukan seperti halnya tembang-tembang jawa biasanya. setelah itu anak-anak penunggang kuda kencak di naikkan keatas pelana kudanya maasing-masing. terhitung ada 6 kuda dan enam penunggang di antraksi itu, pawang kuda mulai membaca mantra, dan aneh kuda itu menari-nari mengikuti irama gamelan yang di tabuh oleh para kru, istilah jawanya kuda itu mulai
kencak, karena itulah di namakan kuda kencak. kuda itupun menari dengan cara manggut-manggut dan menggoyangkan pinggulnya, sangat bagus sekali tariannya dan terkesan seksi, anak penunggang kuda kencak itupun turut manggut-manggut mengikuti tarian si kuda kencak. setelah itu kuda  kencak itupun di arak kerumah saudara dan teman yang sudah di tunjuk oleh tuan rumah.
Di antara antraksi kuda-kuda kemcak itu yang paling menggelikan adalah antraksinya sianak kuda yang dalam bahasa jawanya dinamakan Beluk , kuda kecil ini turut di dandani dan juga turut menari,dan yang menarik yang menungganginya bukan anak tapi seekor monyet yang juga di dandani, siapapun yang melihat ulah si Beluk ini pasti akan tertawa-tawa karena kelucuannya.
Kabupaten Lumajang juga memiliki kebudayaan yang sangat menarik untuk di kembang yaiti kerapan kerbau yaitu Kerapan kerbau adalah tradisi rakyat Lumajang sebagai ungkapan kegembiraan atas jerih payah mereka bertani. Perlengkapan kerapan kerbau tak jauh beda saat petani akan membajak sawah. Sehingga bisa mengetahui kecepatan dan kesehatan kerbau pemiliknya. Kerapan kerbau ini juga sebagai ajang adu kepandaian memelihara kerbau, Tujuan kerapan kerbau ini tidak lain untuk mendapatkan kelimpahan rezeki dan dijauhkan dari penyakit tanaman petani.
D. TEMPAT WISATA
Kabupaten Lumajang juga memiliki tempat wisata yang indah sekali diantaranya adalah tempat pemandian SELOKAMBANG yaitu suatu pemandian yang mempunyai panorama indah selain airnya yang alami dari pegunungan semeru, pemandangan sekitar pemandian tersebut menambah keindahan yang terdapat d Selokambang. Selain itu ada juga danau ranu pakis, ranu bedali dan ranu klakah yang terdapat di kaki gunung Semeru yang merupakan wisata yang dimiliki oleh Kabupaten Lumajang.  Ranu pakis sendiri memiliki pemandangan yang tak kalah indahnya dengan panorama-panorama keindahan tempat wisata lainnya.

BAB III
PENUTUP

 KESIMPULAN 
Dari beberapa penelitian kami, kesimpulannya adalah
  • Kota Lumajang memiliki luas wilayah yang sangat luas dengan banyak wilayah pertanian sehingga banyak menghasilkan sayur-sayuran dan buah-buah di Kota Lumajang
  • Memiliki kebudayaan dan kesenian yang beraneka ragam
  • Memiliki religi yang sangat kental yang berpedoman dengan Bhineka Tunggal Eka, berbeda-beda tetapi tetap satu jua

7 Unsur Kebudayaan Kab. Lumajang

1.1 Latar Belakang
Nama Lumajang berasal dari "LAMAJANG" yang diketahui dari penelusuran sejarah, data prasasti, naskah-naskah kuno, bukti-bukti petilasan dan hasil kajian pada beberapa seminar dalam rangka menetapkan hari jadinya.
Beberapa bukti peninggalan yang ada antara lain :
  1. Prasasti Mula Malurung
  2. Naskah Negara Kertagama
  3. Kitab Pararaton
  4. Kidung Harsa Wijaya
  5. Kitab Pujangga Manik
  6. Serat Babat Tanah Jawi
  7. Serat Kanda
Karena Prasasti Mula Manurung dinyatakan sebagai prasasti tertua dan pernah menyebut-nyebut "Negara Lamajang" maka dianggap sebagai titik tolak pertimbangan hari jadi Lumajang.
Prasasti Mula Manurung ini ditemukan pada tahun 1975 di Kediri. Prasasti ini ditemukan berangka tahun 1977 Saka, mempunyai 12 lempengan tembaga . Pada lempengan VII halaman a baris 1 - 3 prasasti Mula Manurung menyebutkan " Sira Nararyya Sminingrat, pinralista juru Lamajang pinasangaken jagat palaku, ngkaneng nagara Lamajang " yang artinya : Beliau Nararyya Sminingrat ( Wisnuwardhana ) ditetapkan menjadi juru di Lamajang diangkat menjadi pelindung dunia di Negara Lamajang tahun 1177 Saka pada Prasasti tersebut setelah diadakan penelitian / penghitungan kalender kuno maka ditemukan dalam tahun Jawa pada tanggal 14 Dulkaidah 1165 atau tanggal 15 Desember 1255 M.
Mengingat keberadaan Negara Lamajang sudah cukup meyakinkan bahwa 1255M itu Lamajang sudah merupakan sebuah negara berpenduduk, mempunyai wilayah, mempunyai raja (pemimpin) dan pemerintahan yang teratur, maka ditetapkanlah tanggal 15 Desember 1255 M sebagai hari jadi Lumajang yang dituangkan dalam Keputusan Bupati Kepala Derah Tingkat II Lumajang Nomor 414 Tahun 1990 tanggal 20 Oktober 1990
Nararyya Kirana penguasa Lamajang sejak tahun 1255 M berurutan digantikan oleh penguasa-penguasa selanjutnya sesuai dengan jaman yang merangkumnya. Selanjutnya, pada perjalanan pemerintahan Kabupaten Lumajang berturut-turut dipimpin.
Kabupaten Lumajang terdiri dari dataran yang subur karena diapit oleh tiga gunung berapi yaitu gunung Mahameru (3.676 m), gunung Bromo (2.392 m) dan gunung Lamongan (1.600 m) serta sebelah selatan dibatasi laut Samudra Hindia yang memberikan peluang besar dalam pengembangan usaha di bidang pertanian dan nelayan
          Ketinggian daerah bervariasi dari 0 m-3.676 m dpl (dari permukaan laut) dan yang terluas berada pada ketinggian 100m-500m dpl yaitu seluas 63.405,50 hektar (35,40%) dan yang tersempit berada pada ketinggian 0m - 25m dpl yaitu seluas 19.722,45 hektar (11,01), faktor ketinggian tempat mempuyai hubungan yang erat dengan pola penggunaan tanah dan sangat menentukan kebebasan hidup tanaman serta besarnya penyebaran penduduk.
          Berdasarkan pengamatan peta geologi yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Geologi dan Pertambangan tahun 1977, maka di Kabupaten Lumajang ada 4 peristiwa geologi yaitu Kuartier Tua, Kuartier Muda. Halosen dan Miosen. Hasil gunung api Kuartier Muda maupun Tua (Vulkanik) merupakan batuan pembentuk tanah yang paling luas terdapat pada Kabupaten Lumajang 71,76 % dari luas wilayah. Batuan pembentuk lain yang cukup luas adalah Aluvium yaitu 21,06 % dan fasies Sedimen merupakan areal yang paling sedikit yaitu 7,18 %. Dilihat dari penyebaran letak batuan yang dibentuk pada zaman Kuartier hampir seluruhnya berada pada daerah yang berlereng lebih 2% dan pada ketinggian antara 100 m sampai lebih dari 1000 m. sejalan dengan keadaan tersebut batuan yang dibentuk pada zaman Meosen (Melosen sedimentary) menyebar pada daerah datar maupun berlereng, tetapi dengan ketinggian kurang dari 1000 m dan terbanyak pada daerah 100-500 m dari permukaan laut (dpl). Sedangkan batuan yang dibentuk pada zaman Halocen (aluvium) terdapat pada daerah berlereng 0 - 2 % dengan ketinggian kurang dari 100 m dari permukaan laut (dpl).
1.2 Tujuan Masalah
·         Mengetahui sejarah dari Kabupaten Lumajang.
·         Mengetahui bahasa sehari-hari di Kabupaten Lumajang.
·         Mengetahui kebudayaan dan kesenian di Kabupaten Lumajang.
·         Mengetahui makanan khas dan tempat-tempat pariwisata di Kabupaten Lumajang.
1.3 Rumusan Masalah
·         Bagaimana sejarah dari Kabupaten Lumajang?
·         Bagaimana bahasa yang digunakan oleh warga Kabupaten  Lumajang?
·         Bagaimana kebudayaan dan keseniannya?
·         Apa sajakah makanan dan tempat pariwisatanya?
BAB I
PENDAHULUAN

TARI GLIPANG KARAKAN DI LUMAJANG

BAB III
PENUTUP

    1. SIMPULAN
Pertunjukan Tari Glipang Karakan merupakan kesenian yang hidup dan berkembang menjadi milik masyarakat desa Nguter kecamatan Pasirian kabupaten Lumajang. Berdasarkan hasil penelitian dapat peneliti simpulkan :
Lahirnya tari Glipang karakan didesa Nguter kecamatan Pasirian bermula dari Bapak Sunjoto sekitar tahun 1994-an yang diilhami dari kesenian Terbang Kalipang. Tari Glipang sebagai kesenian yang tidak dapat dipisahkan dari masyarakat.
    1. SARAN
Saran peneliti guna mengembangkan kesernian tradisional adalah |:
1.    Sangat dibutuhkan dukungan dari seluruh lapisan masayarakat untuk sadar tentang budaya yaitu dengan membantu mengembangkan kebudayaan diawali dari daerah masing-masing.
2.     Perlu campur tangan pemerintah untuk memelihara keberadaan tari tradisional
3.    Perlunya perluasan pengenalan tari Glipang Karakan pada sekolah dasar dan menengah yang nantinya dapat dipakai sebagai menteri pelajaran.

DAFTAR PUSTAKA
Sutiyo, Bambang. 2002. Pencak Silat. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Buku Skripsi dari penulis Emi Yuliani Sendratasik(Tari) tahun 2005/20006.

TARI GLIPANG KARAKAN DI LUMAJANG

BAB II
PEMBAHASAN

Tari Glipang Karakan dari Kabupaten Lumajang
Asal Tarian : Desa Nguter Kecamatan Pasirian
Kabupaten Lumajan
A. Asal- Usul Tarian Glipang Karakan
          Kesenian Glipang Karakan tumbuh dan berkembang di desa Nguter kecamatan Pasirian Kabupaten Lumajang. Desa Nguter terletak di sebelah utara kota Pasirian yang jaraknya antara 22 km dari kota Lumajang dan 2 km dari kecamatan Pasirian.
          Sekitar tahun 1912 di daerah pesisir pulau jawa bagian timur yang terletak di selat Madura, banyak orang Madura yang melakukan imigrasi local ke daerah-daerah Probolingga, Lumajang, Situbondo, Bondowoso, Jember dan Pasuruan. Mereka melakukan migrasi local dengan alas an untuk mencari pekerjaan guna memenuhi kebutuhan hidup. Secara otomatis orang-orang Madura berbaur dengan orang-orang Jawa penduduk asli setempat dan memperluas keturunan.
Bapak Kandar adalah pencetus pertama berdirinya kesenian terbang kalipang diLumajang. Terbang diambil dari salah satu alat musiknya, kalipang diambil dari nama desa Bapak Kandar dilahirkan yaitu Kalipang Kabupaten Pasuruan. Karena kesenian Terbang Kalipang terpengaruh dialek orang jawa yaitu penduduk lumajang maka nama Terbang Kalipang menjadi Glipang.
Pada tahun-tahun berikutnya kesenian terbang Kalipang, di bawah pimpinan Bapak Kandar semakin berkembang. Bentuk jurus-jurus silat utuh, akhirnya berbentuk seperti sebuah tarian. Ragam gerak tari ini tidak lepas dari unsur pencak silat, namun hanya sedikit yang telah mengalami perkembangan gerak, tujuannya agar tari tuersubut indah. Tari ini menggambarkan seorang pemuda yang gagah perkasa yang sedang melakukan uji ketangkasan bela diri. Semakin lama kesenian Terbang Kalipang semakin berkembang dan menyebar ke seluruh wilayah Lumajang.
 Dalam dunia seni yaitu bahwa seni selalu berkembang, lahir,  berkembang, mencapai puncak, perkembangan, merosot dan pada akhirnya mati. Demikian juga yang terjadi pada kesenian ini Glipang mengalami minimnya pesanan /tanggapan. Banyak anak buah Bapak Kandar yang melepaskan diri untuk mencari pekerjaan yang lebih layak lagi. Dalam kesenian ini, salah satu anak buah Bapak Kandar yang melepaskan diri dari grup Terbang Kalipang adalah Bapak Sunjoto pada tahun 1994-an beliau berusaha mengembangkan kembali kesenian terbang kalipang hanya saja beliau lebih mengembangkan gerak pada Rodat Barisan. Rodat Barisan ini menyimbolkan agar dapat merekatkan hubungan tali persaudaraan. Akhirnya Bapak Sunjoto memberi nama tari Glipang Karakan yang diartikan sebagai perkembangan dari Rodhat Barisan.

B.  Struktur Gerak
Untuk motif gerak tari Glipang Karakan adalah pencak silat, pencak yaitu permainan(keahlian) untuk mempertahankan diri dengan kepandaian menangkis, mengelak dan sebagainya. Silat yaitu olah raga yang didasarkan pada ketangkasan menyerang dan membela diri, dengan memakai atau tanpa senjata.

C. Nama Ragam Gerak Tari Glipang Karakan
-          Jalan hormat
-          Penghormatan (geleg kepala, salaman, tangkisan duduk)
-          Junjungan buka tangan, tangkisan, tangkisan atas
-          Junjungan buka tangan, ngikut, tangkisan mundur
-          Nggelap putar, tangkisan bawah/ tengah, tangkisan atas
-          Nggelap ditempat, tangkisan tengah, tangkisan belakang, tancep
-          Ukel tangan penthang kiri-kanan, pukulan, tangkisan bawah, tancep
-          Putar using
-          Sembahan berdiri, tancep
-          Sembahan ukel
-          Sembahan akhir, tancep
-          Egolan, tancep
-          Perempatan, maju mundur using
-          Sembahan akhir

D. Musik Iringan
-          1 buah Jidor
-          2 Ketipung lanang, wedhok                           
-          4 buah terbang da 1 rebana
-          1 buah kecrek
 
E. Tata Rias dan Busana
Penari Glipang Karakan biasa dilakukan oleh penari putra yang menggambarkan seorang laki-laki yang sedang uji ketangkasan. Jadi dalam pementasannya tidak menggunakan tata rias wajah
Tata Busana :
-          Topi Polisi
-          Kacamata hitam
-          Ter dada
-          Slempang
-          Baju berwarna biru lengan pangjang
-          Ikat pinggang
-          Senjata laras panjang/ bedhil
-          Celana panjang warna biru
F. Tempat pertunjukan
  Jika sebuah karya seni akan dipertontonkan, maka lazimnya penampilan itu dinamakan ”Pementasan”. Dalam pengertiannya, pentas merupakan bagian dari panggung yaitu suatu tempat yang difungsikan agar penonton dapat melihat dengan jelas.
Proses pementasan tari Glipang Karakan diarak di jalan seperti karnaval. Kemudian berhenti disalah satu halaman rumah. Dihalaman itulah penari tari Glipang Karakan mengadakan atraksi.
G. Jumlah Penari
Tari Glipang Karakan memiliki makna simbolis dengan jumlah penari 5 orang laki-laki tidak boleh lebih atau kurang. Makna dari 5 adalah dari unsur agama islam. 5 berarti kewajiban umat islam menjalankan sholat 5 waktu dari unsure jawa 5 melambangkan 4 kiblat 5 badan yaitu 4 arah mata angin dan 5 badan kita. Tari glipang karakan ini disebut juga tari kelompok karena tari tersebut dilakukan oleh lebih dari dua orang penari yang saling memberikan respon baik secara individu dengan kelompok atau sebaliknya.
H. Fungsi Tari Glipang Karakan Bagi masyarakat
1.    Sebagai sarana hiburan
Tari Glipang merupakn sarana hiburan bagi masyarakat setempat baik untuk penyambutan tamu baik penyambutan mentri maupun tamu-tamu penting lainnya. Selain itu Tari Glipang juga untuk acara pembukaan misalnya pembukaan pada acara HARJALU(Hari Jadi kota Lumajang) dan pada acara agustusan.
2.     Sebagai pertunjukan
Tari Glipang juga berfungsi sebagai pertunjukan bahwa kesenian itu kehadirannya untuk ditonton keindahannya saja, atau dinikmati segi estetisnya. Dalam fungsinya sebagai pertunjukkan tari Glipang Karakan sering dibutuhkan pemerintah untuk mengisi acara-acara tertentu.
3.    Sebagai sarana pendidikan
Tari Glipang Karakan juga berfungsi sebagai sarana pendidikan.
Hal ini terkandung didalam hal penyajian tari tersebut, dalam unsur- unsur kesenian yang
dapat digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan pendidikan yaitu pendidikan untuk masyarakat kecil atau masyarakat pedesaan, mengingatkan kita sebagai manusia akan ajaran- ajaran Allah SWT serta mengajak untuk selalu menjalankan perintah dan menjauhi larangan-NYA.

I.    Berdasarkan Konsep Garap
Tari Glipang Karakan merupakan tari Dramatik karena tarian tersebut lebih menonjolkan keguguhan dan kekuatan dalam gerakan. Selain itu ditinjau dari jenis tarinya Tari Glipang termasuk tari Kerakyatan yaitu tarian yang hidup dan didukung oleh masyarakat daerah secara turun temurun dan telah dianggap sebagai milik rakyat di daerah tertentu.

J.   Berdasarkan Tema
          Tari Glipang Karakan memiliki tema kepahlawanan. Karena menunjukkan keperkasaan dan keguguhan seorang prajurit yang melawan musuhnya.
 

TARI GLIPANG KARAKAN DI LUMAJANG

BAB I
PENDAHULUAN

1.1  LATAR BELAKANG

Kota Lumajang adalah kota yang sebagian besar wilayahnya berupa dataran tinggi disertai panorama yang indah. Banyaknya tempat wisata yang sangat menarik dikunjungi juga menjadi tempat favorit masyarakat, berlibur bersama keluarga, teman dan sanak saudara.

Jumlah penduduk kota Lumajang kira-kira sekitar 700.000 dengan luas sekitar 125.588 kilometer persegi. Kepadatan penduduk mencapai  5.000-12.000 jiwa perkilometer persegi. Masyarakat Lumajang terkenal religious, dinamis, suka bekerja keras  dan sederhana.
Letak kota Lumajang memang strategis dan merupakan wilayah yang dikelilingi dengan pegunungan dan pesisir.Kekayaan etnik dan budaya yang dimiki oleh kota Lumajang pengaruh terhadap kesenian tradisional  yang ada. Salah satunya adalah tari Glipang Karakan, namun sekarang ini makin tenggelam dengan adanya kesenian modern yang meraja lela dikalangan remaja. Gaya kesenian ini adalah wujud adanya perpaduan antara kesenian terbang kalipang dengan kesenian rodat yang kemudian menjadi satu menjadi kesenian tari Glipang Karakan.

Tari Glipang Karakan ini diperkirakan muncul pada tahun 1980-an dan berkembang luas selama masa krisis moneter. Tari merupakan perlambangan bagi sifat manusia, karena  dalam tari yang menggambarkan kekukuhan dan kekuatan manusia. Biasanya tari ini ditampilkan diacara karnaval-karnaval keliling atau disuatu acara tertentu.

Sampai saat Tari Glipang Karakan masih bertahan dan memiliki penerus-penerus tapi Tari ini banyak mengalami perubahan dalam gerak karena diwariskan secara turun temurun.Tari Glipang Karakan ini sudah mendekati kepunahan walaupun masih tetap mengikuti event-event  penting kesenian tradisional tingkat nasional.


1.2  RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang masalah diatas , dirumuskan permasalah Sebagai  berikut :
1.    Bagaimanakah  sejarah seni  Tari Glipang Karakan?
2.    Apa sajakah struktur, nama ragam dan iringan music Tari Glipang Karakan?
3.    Berapakah jumlah penari dalam Tari Glipang Karakan ?
4.    Apakah fungsi dari Tari Glipang Karakan?

1.3  TUJUAN PENELITIAN

Tujuan dari penelitian ini adalah :
1.    Untuk mengetahui sejarah Tari Glipang Karakan Lumajang
2.    Untuk mengetahui beberapa instrument-instrument yang digunakan didalam Tari Glipang Karakan.
3.    Untuk mengetahui jumlah penari dalam Tari Glipang Karakan Lumajang.
4.    Untuk mengetahui fungsi dari Tari Glipang Karakan Lumajang.

Tari Bapang

Tari Bapang

Bapang adalah nama salah satu tokoh dalam dramatari topeng di malang, tokoh ini dikenal dengan sebutan jayasentika. Salah seorang bupati dari kadipaten banjarpatoman. Sebuah kadipaten yang berada di bawah kekuasaan raja klana sewandama.

Dramatari topeng di malang pada umumnya menggunakan repertoar kisah ”panji” atau disebut lakon panji, yaitu sebuah kisah yang menggambarkan perjalanan raden inukertapati atau panji asmarabangun yang berkelana mencari istinya; dewi sekartaji yang hilang.
Seperti halnya dramatari pada umumnya, dramatari topeng di malang dibagi menjadi beberapa adegan atau babak, salah satunya adalah babak mengetengahkan tari bapang, pada umumnya adegan tersebut dikenal sebagai ”selingan” atau penjeda antar adegan. Pada adegan tersebut, bapang tampil diikuti oleh abdi atau pendamping yang bernama demang mones. Pada perkembangannya, adegan selingan tersebut dilepas dari adegan yang lain, kemudian disajikan sebagai tari tunggal.
Bapang adalah salah satu tarian yang menggambakan tokoh berkarakter gagah, yaitu ditandai dengan gerakan tangan yang lebar – merentang kekiri dan kekanan, angkatan kaki salah satu kaki, dan topeng yang memiliki mata yang lebar disebut ”telengan”. Ciri yang khas pada bentuk topeng bapang adalah hidungnya yang panjang.

Sinipsis
Tarian ini menggambakan perjalanan tokoh bernama bapang jayasentika dari kadipaten banjarpatoman yang akan menghadap prabu klana sewandana. Bapang diungkapkan sebagai tokoh yang memiliki kepribadian yang bangga akan sanjungan, yaitu tampak pada sikap dan gerak – gerik yang membusungkan dada dan tangan yang direntangkan, serta penggunaan tenaga pada bagian awal gerakan.

Nama gerakan

Adeg wala
Singget
Sirik
Glebak lembehan – singget jluat
Kalong mawas
Nawu
Singget gedeg sewor potol
Sikutan

Penyajian Wayang Topeng Malang

Penyajian Wayang Topeng Malang

Penyajian wayang topeng di Malang dapat diperhatikan pada pagelaran yang disajikan oleh perkumpulan wayang topeng Asmorobangun dari Dusun Kedungmonggo Kecamatan Pakisaji Kabupaten Malang, yaitu sebagai beirkut:
Lakon Panji dipresentasikan berdasarkan pembagian adegan sebagai berikut:
Adegan Pembukaan : Tari Patih
Setelah gending giro selesai dibunyikan pertunjukan utama segera dimulai. Para panjak (niyaga/penggamel) ‘penabuh gamelan’ berhenti sejenak, mereka mulai mempersiapkan diri untuk memulai pertunjukan. Sebagian besar di antara mereka menggunakan jeda tersebut untuk cemilan kue-kue yang berupa ketela pohon, ubi, atau pisang rebus, dan tidak ketinggalan minum kopi hangat.
Ki dalang juga menyiapkan diri, membuka beberapa catatan khusus yang nanti harus diucapkan. Seringkali dalang berbincang-bincang dengan pengendang. Mereka membicarakan sesuatu yang berkaitan dengan sesuatu yang harus disepakati, khususnya peralihan adegan atau waktu-waktu memulai adegan dan mengakhirinya.
Setelah jeda dianggap cukup, pembonang (penabuh instrumen Bonang) mulai membunyikan instrumennya untuk mengawali gending Beskalan. (Gending Beskalan dilakukan dengan buka bonang). Gending ini khusus untuk mengawali pertunjukan Wayang Topeng Dusun Kedungmonggo. Gending Beskalan ini juga digunakan untuk tari putri pada pembukaan wayang kulit atau pertunjukan tayub kuna. Akan tetapi gending Beskalan pada wayang topeng Kedungmonggo sebagai musik tari topeng patih, yaitu sebuah bentuk tari pembukaan yang ditarikan oleh dua orang penari bertopeng abang (merah) dan putih (putih). Penduduk setempat seringkali menyebut dengan istilah topeng bang-tih (akronim dari abang dan putih), atau Beskalan Patih. Tradisi pembukaan dengan atraksi tari sesuatu yang sifatnya umum di Jawa timur, hal ini dimungkinkan terkait dengan pendirian candi bentar, candi lawang; sebuah bangunan gerbang menuju candi utama.
Bonang mulai dibunyikan (buka bonang), berikutnya disahut tepakan kendang, selanjutnya diikuti secara serentak instrumen gamelan lainnya. Tidak lama kemudian, terdengar suara gongseng berbunyi. Suara gongseng tersebut sangat jelas terdengar dari balik slambu. Kedua penari topeng putih keluar terlebih dahulu, berikutnya diikuti oleh penari yang bertopeng merah. Gerakan dua penari Topeng Patih ini sama, mirip komposisi tari bersama. Gerakan mereka adalah tergolong jenis kasaran.
Menurut beberapa informan, yang dimulai dari keterangan Madya Utomo, menjelaskan bahwa Beskalan berasal dari istilah bahasa Jawa setempat (Malang), yaitu dari akar kata bit-kal. Bit berawal dari kata Bibit atau bakal, dan kal berasal dari kata cikal atau awal (kawitan), perpaduan dari kata tersebut menjadi kata cikal-bakal atau bibit kawit, yaitu asal mula. Hal ini dibenarkan juga oleh Rasimoen dan Karimoen. Bahwa Beskalan itu memang benar berasal dari kata bahasa Jawa yang disebut cikal, yang artinya awal atau permulaan. Pengertian ini ditambahkan oleh Sumantri, bahwa kata cikal itu berkaitan dengan kelapa (cikal). Hubungan ini menunjukkan adanya kaitan dengan sebutan gending kalapa ndhek (kelapa pendek), gending tersebut kemudian dikenal dengan sebutan Gending Beskalan. Sumantri menandaskan, bahwa istilah Gending Beskalan dalam kalangan masyarakat tayub sebenarnya tidak populer, tetapi istilah kelapa ndhek cukup dikenal. Sungguhpun Chattam AR masih meragukan, tetapi disadari benar, bahwa ada kemungkinannya istilah itu bersifat lokal atau nama kelapa ndhek itu dikenal masyarakat dalam masa tertentu.
Moch. Soleh Adipramono mendukung, bahwa pengertian istilah Beskalan itu memiliki makna awal atau permulaan. Kata beskalan seringkali dikaitkan dengan “bakal” atau “bakalan”, yaitu barang yang belum jadi. Artinya masih berupa bahan baku.
Pertimbangan itu dikaitkan dengan seni pertunjukan yang erat kaitannya dengan tarian tersebut, seperti ludruk atau tayub. Pada seni pertunjukan ludruk atau tayub pada waktu yang lampau selalu diawali dengan sajian tari Beskalan sebagai tari pembukaan. Dengan demikian pengertian itu ada benarnya. Asumsi M. Soleh Adipramono ini dibenarkan juga oleh Chattam A.R., mengingat dalam wayang topeng Malang tari pembukaan, yaitu tari yang untuk mengawali pertunjukan juga disajikan tari Beskalan Patih. Tarian ini berupa tari putra yang disajikan dua orang yang memakai topeng putih (bisa marah putih), adapun gending tarian tersebut adalah gending Beskalan. Tidaklah mustahil kalau gending tersebut sudah akrab dengan masyarakat penikmatnya. Tetapi, Chattam A.R. juga menambahkan, bahwa bisa jadi Beskalan yang diartikan sebagai awal atau permulaan itu merupakan arti yang sesungguhnya dalam perkembangan tari di Malang, yaitu sebuah bentuk tari yang merupakan sumber atau tari yang mengawali semua bentuk tari yang berkembang, utamanya tari yang berkembang pada seni pertunjukan Tayub atau tari Remo (tari yang sekarang menjadi tari pembukaan sebelum dipertunjukkan Sandiwara Ludruk).