sampurasun

Senin, 18 Juli 2011

7 Unsur Kebudayaan Kab. Lumajang


BAB II
PEMBAHASAN

Nama Lumajang berasal dari "Lamajang" yang diketahui dari penelusuran sejarah, data prasasti, naskah-naskah kuno, bukti-bukti petilasan dan hasil kajian pada beberapa seminar dalam rangka menetapkan hari jadinya.Beberapa bukti peninggalan yang ada antara lain :
  1. Prasasti Mula Malurung
  2. Naskah Negara Kertagama
  3. Kitab Pararaton
  4. Kidung Harsa Wijaya
  5. Kitab Pujangga Manik
  6. Serat Babad Tanah Jawi
  7. Serat Kanda
Karena Prasasti Mula Manurung di nyatakan sebagai prasasti tertua dan pernah menyebut-nyebut "Negara Lamajang" maka dianggap sebagai titik tolak pertimbangan hari jadi Lumajang.
Prasasti Mula Manurung ini ditemukan pada tahun 1975 di Kediri. Prasasti ini ditemukan berangka tahun 1977 Saka, mempunyai 12 lempengan tembaga . Pada lempengan VII halaman a baris 1 - 3 prasasti Mula Manurung menyebutkan " Sira Nararyya Sminingrat, pinralista juru Lamajang pinasangaken jagat palaku, ngkaneng nagara Lamajang " yang artinya : Beliau Nararyya Sminingrat ( Wisnuwardhana ) ditetapkan menjadi juru di Lamajang diangkat menjadi pelindung dunia di Negara Lamajang tahun 1177 Saka pada Prasasti tersebut setelah diadakan penelitian / penghitungan kalender kuno maka ditemukan dalam tahun Jawa pada tanggal 14 Dulkaidah 1165 atau tanggal 15 Desember 1255 M.
Mengingat keberadaan Negara Lamajang sudah cukup meyakinkan bahwa 1255M itu Lamajang sudah merupakan sebuah negara berpenduduk, mempunyai wilayah, mempunyai raja (pemimpin) dan pemerintahan yang teratur, maka ditetapkanlah tanggal 15 Desember 1255 M sebagai hari jadi Lumajang yang dituangkan dalam Keputusan Bupati Kepala Daerah Tingkat II Lumajang Nomor 414 Tahun 1990 tanggal 20 Oktober 1990
Sejak tahun 1928 Lumajang telah dipimpin oleh sejumlah bupati. Bupati-bupati yang pernah dan sedang memimpin Lumajang antara lain:
  1. KRY Kertodirejo (1928 - 1941)
  2. R. Abu Bakar ( 1941 - 1948 )
  3. R. Sastrodikoro ( 1948 - 1959 )
  4. R. Sukardjono ( 1959 - 1966 )
  5. RN.G. Subowo ( 1966 - 1973 )
  6. Suwandi ( 1973 - 1983 )
  7. Karsid ( 1983 - 1988 )
  8. H.M. Samsi Ridwan ( 1988 - 1993 )
  9. Tarmin Hariyadi( 1993 - 1998 )
  10. Drs. Achmad Fauzi( 1998 - 2008)
  11. Dr. H. Sjahrazad Masdar, MA ( 2008 - 2013)
Lumajang merupakan salah satu kabupaten yang terletak di kawasan tapal kuda Provinsi Jawa Timur. Di bagian barat laut, yakni di perbatasan dengan Kabupaten Malang dan Kabupaten Probolinggo, terdapat rangkaian Pegunungan Bromo-Tengger-Semeru, dengan puncaknya Gunung Bromo (2.392 m) dan Gunung Semeru (3.676 m). Gunung Semeru adalah gunung tertinggi di Pulau Jawa..
Bagian Timur yang ber-relief rendah menjadikan Lumajang memiliki banyak wisata Pantai seperti Pantai Bambang, Watu Pecak, Watu Godeg dan Watu Gedeg. Dilingkaran pegunungan semeru terdapat daerah piket nol yang menjadi puncak tertinggi di lintas perbukitan selatan berdekatan dengan Goa Tetes yang eksotis. Di Daerah Sumber Mujur juga terdapat Kawasan Hutan Bambu di sekitar mata air Sumber Deling yang merupakan kawasan pemuliaan dan pelestarian aneka jenis tanaman bambu yang menjadi habibat bagi kawanan kera dan ribuan kelelawar (keloang). Terdapat juga sebuah tempat wisata mata air suci dan pura watu klosot di Pasrujambe yang menjadi kawasan tujuan wisata bagi peziarah hindu dari Bali.
A. SISTEM RELIGI, BAHASA DAN MATA PENCAHARIAN
Penduduk Kota Lumajang mayoritas beragama islam, akan tetapi di daerah tertentu contohnya daerah Senduro dan sekitarnya menganut agama hindu dan budha. Pernyataan tersebut dapat dibuktikan oleh adanya beberapa candi peninggalan kerajaan hindu budha. Candi terbesar di Senduro merupakan tempat peribadatan agama hindu yang biasanya digunakan pada saat upacara agama. Selain itu, terdapat beberapa makam para sesepuh agama budha.
Bahasa yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari para penduduk Kota Lumajang adalah bahasa Jawa seperti pada umumnya. Akan tetapi, banyak pendatang dari madura yang menjadi penduduk Kota Lumajang sehingga bahasa madura lebih dominan dari bahasa asli kota tersebut.
Selain Sistem religi dan bahasa, kabupaten Lumajang memiliki wilayah yang luas sekali sehingga merupakan salah satu daerah penghasil pertanian serta perkebunan yang luas. Mata pencaharian yang digeluti warga Lumajang yaitu Sebagai petani, tukang kebun  dan masih banyak lagi profesi-profesi lainnya yang digeluti oleh warga Lumajang. Salah satu  mata pencaharian warga lumajang : yakni pengrajin perak
B. MAKANAN KHAS KABUPATEN LUMAJANG
Makanan yang sangat khas di kabupaten lumajang adalah kripik pisang yang tak pernah di tinggalkan Sebagai buah tangan wisatawan kabupaten lumajang untuk sanak keluarganya dirumah dengan rasanya yang bermacam- macam, ada rasa manis dan asin. Rasa manis tersebut diperoleh dari percampuran gula merah  yang kemudian di campur dengan pisang agung tersebut. Lumajang memiliki kekayaan buah dan sayur yang sangat bervariasi ada alvokad, rambutan yang bukan sekedar rambutan biasa yang memiliki rasa yang manis, kedondong, sawo, dan masih banyak lagi. Selain itu juga penhasil sayuran yang bervariasi dan segar untuk di nikmati disebuah hidangan yang biasanya di makan dengan nasi jagung yang tak lain dari jagung yang dicampur dengan sedikit beras putih. Misalnya dengan sayur lodeh yang sayurnya terbuat dari nangka muda yang dicampur dengan kacang-kacangan di masak dengan santan. Nasi jagung adalah makanan khas orang madura, maklum di daerah pesisir pantai jawa timur banyak orang madura, mau tidak mau pasti nular juga kulturnya, tapi lumayan enak, mengeyangkan, dan makanannyajadi berwarna.
             Nasi jagung sendiri terbagi atas dua jenis, yaitu nasi jagung dan nasi glepungan. Keduanya sama-sama nasi yang dicampur dengan jagung, yang membedakan hanya bentuk jagung yang dicampurkan. Nasi jagung adalah nasi yang campuran jagungnya ditumbuk kasar, sedangkan nasi glepungan adalah nasi yang dicampur dengan jagung tumbukan halus.
Cara menanak nasi jagung dari awal sampai akhir sama persis dengan menanaknasiutihbiasa.
             Nasi jagung adalah alternative untuk menanggulangi kelangkaan pangan yang sebentar lagi isunya akan melambung ke permukaan. Nasi jagung biasanya dikombinasikan dengan sambal dan lalapan

C. KESENIAN DAN KEBUDAYAAN KABUPATEN LUMAJANG
Kabupaten lumajang terkenal sekali dengan keseniannya yaitu Jaran Kencak yang tidak jauh dari kesenian dari daerah probolinggo tetapi dari beberapa sumber suara mengatakan bahwa kesian Jaran Kencak itu asli dari Lumajang. Jaran Kencak sangat indah sekali Kuda itu berjoget tiada henti, dengan mengangguk-nganggukkan kepalanya dan menggoyang-goyangkan pinggulnya mengikuti irama gamelan, dia kelihatan sangat seksi, tak pelak lagi tawa penonton yang memadati arena begitu membahana demi melihat antraksi kuda kencak atau istilah jawanya jaran kencak itu. 
Di lumajang terdapat sebuah kesenian yang sangat digemari oleh anak-anak bahkan juga oleh orang tua . yaitu kesenian kuda kencak, biasanya kalau ada warga yang menghitankan anaknya mereka mendatangkan kuda kencak sebagai hiburannya.

               Pertunjukan kuda kencak itu di awali dengan ritual yang dinamakan Ludrukan atau sambutan pembukaan yang dilakukan oleh si pemilik Paguyuban kuda kencak, kebetulan pemilik Paguyuban kuda kencak itu adalah tetanggaku sendiri yang bernama Suker (40), kuda kencak itu di dandani seperti halnya kudanya raja jaman dahulu, indah sekali begitu juga dengan anak yang akan menungganginya didandani layaknya pangeran, Ludrukan itu dimulai dengan ditiupnya seruling yang memang khusus dibuat untuk gamelannya kuda kencak, suaranyapun khas sekali.sambutan ini ditembangkan atau dilagukan seperti halnya tembang-tembang jawa biasanya. setelah itu anak-anak penunggang kuda kencak di naikkan keatas pelana kudanya maasing-masing. terhitung ada 6 kuda dan enam penunggang di antraksi itu, pawang kuda mulai membaca mantra, dan aneh kuda itu menari-nari mengikuti irama gamelan yang di tabuh oleh para kru, istilah jawanya kuda itu mulai
kencak, karena itulah di namakan kuda kencak. kuda itupun menari dengan cara manggut-manggut dan menggoyangkan pinggulnya, sangat bagus sekali tariannya dan terkesan seksi, anak penunggang kuda kencak itupun turut manggut-manggut mengikuti tarian si kuda kencak. setelah itu kuda  kencak itupun di arak kerumah saudara dan teman yang sudah di tunjuk oleh tuan rumah.
Di antara antraksi kuda-kuda kemcak itu yang paling menggelikan adalah antraksinya sianak kuda yang dalam bahasa jawanya dinamakan Beluk , kuda kecil ini turut di dandani dan juga turut menari,dan yang menarik yang menungganginya bukan anak tapi seekor monyet yang juga di dandani, siapapun yang melihat ulah si Beluk ini pasti akan tertawa-tawa karena kelucuannya.
Kabupaten Lumajang juga memiliki kebudayaan yang sangat menarik untuk di kembang yaiti kerapan kerbau yaitu Kerapan kerbau adalah tradisi rakyat Lumajang sebagai ungkapan kegembiraan atas jerih payah mereka bertani. Perlengkapan kerapan kerbau tak jauh beda saat petani akan membajak sawah. Sehingga bisa mengetahui kecepatan dan kesehatan kerbau pemiliknya. Kerapan kerbau ini juga sebagai ajang adu kepandaian memelihara kerbau, Tujuan kerapan kerbau ini tidak lain untuk mendapatkan kelimpahan rezeki dan dijauhkan dari penyakit tanaman petani.
D. TEMPAT WISATA
Kabupaten Lumajang juga memiliki tempat wisata yang indah sekali diantaranya adalah tempat pemandian SELOKAMBANG yaitu suatu pemandian yang mempunyai panorama indah selain airnya yang alami dari pegunungan semeru, pemandangan sekitar pemandian tersebut menambah keindahan yang terdapat d Selokambang. Selain itu ada juga danau ranu pakis, ranu bedali dan ranu klakah yang terdapat di kaki gunung Semeru yang merupakan wisata yang dimiliki oleh Kabupaten Lumajang.  Ranu pakis sendiri memiliki pemandangan yang tak kalah indahnya dengan panorama-panorama keindahan tempat wisata lainnya.

BAB III
PENUTUP

 KESIMPULAN 
Dari beberapa penelitian kami, kesimpulannya adalah
  • Kota Lumajang memiliki luas wilayah yang sangat luas dengan banyak wilayah pertanian sehingga banyak menghasilkan sayur-sayuran dan buah-buah di Kota Lumajang
  • Memiliki kebudayaan dan kesenian yang beraneka ragam
  • Memiliki religi yang sangat kental yang berpedoman dengan Bhineka Tunggal Eka, berbeda-beda tetapi tetap satu jua

0 komentar:

Posting Komentar